Jakarta – PT Bumi Teknokultura Unggul Tbk (BTEK) pada tahun ini bakal menggelar aksi korporasi berupa penerbitan saham baru dengan skema Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau right issue. Hal ini dilakukan untuk dapat mencukupi rencana perseroan guna mengakuisisi perusahaan investasi asal Virgin Island, Inggris Golden Harvest Cocoa Pte Ltd (GHPL). Dalam hajatannya tersebut, BTEK berpotensi meraup dana segar sebesar Rp5,51 triliun yang akan langsung dikonversi ke dalam bentuk saham di tubuh Golden Harvest.
Direktur Bumi Teknokultura Unggul Ari Sutanto mengatakan aksi ini masih harus menunggu persetujuan dari pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang rencananya akan digelar pada tanggal 27 April 2016 mendatang. Jika rencana perseroan berjalan lancar, maka kepemilikan saham mayoritas Bumi Teknokultura akan berpindah ke tangan Golden Harvest Pte Ltd, maklum gelaran aksi korporasi ini berpotensi mendilusi 83% saham yang saat ini dipegang oleh Publik, PT Asabri dan Edy Suwarno. “Pemegang saham mayoritas nantinya akan dipegang oleh GHPL,” Katanya usai RUPST di Jakarta, Kamis (21/4).
Beralihnya kepemilikan pemegang saham di perusahaan terbuka ke perusahaan private sudah mengindikasikan terjadinya backdoor listing, apalagi usai aksi ini, sumber pendapatan perseroan juga akan beralih ke coklat. Tidak tanggung-tanggung, bisnis coklat yang akan dijalankan melalui salah satu entitas usaha dari GHPL, Golden Harvest Cocoa Ltd berpotensi meng-generate pendapatan BTEK menjadi US$40 juta atau sekitar Rp500an miliar, padahal di 2015 saja pendapatan perseroan hanya bertengger di angka Rp49,11 miliar. (Wh)