Jakarta-Persoalan ketersediaan ruang kantor (office space) rupanya menjadi hal yang cukup pelik bagi PT Bank Negara Indonesia Tbk. Di tengah tren penurunan suku bunga yang tentunya menekan pendapatan, kebutuhan ruang kantor perusahaan pada saat yang sama terus membengkak. Untuk kantor pusat saja, BBNI mengkalim membutuhkan luasan hingga 29.677,33 m2. Karena itu demi menekan biaya sewa demi efisiensi biaya operasional, BBNI berencana membangun gedung baru di Kawasan Pejompongan, Jakarta Pusat, dengan menggandeng PT PP Tbk (PTPP) sebagai pelaksana proyeknya. Proses ground breaking dilakukan langsung oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini M Soemarno di lokasi proyek, Selasa (19/4).
Dalam catatan perusahaan, Beban Operasional per Pendapatan Operasional (BOPO) saat ini terus melonjak hingga ke level 68 persen. Beban operasional di sepanjang triwulan I/2016 juga meningkat 16,3 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya. Dengan tren suku bunga rendah yang membuat perusahaan cukup sulit mempertahankan porsi marjin, maka efisiensi menjadi penting dilakukan, salah satunya melalui pembangunan gedung baru demi menekan biaya sewa ruang kantor. “Targetnya dua tahun lagi (gedung baru) siap untuk operasional. Rencananya akan kami gunakan sebagai pusat aktivitas consumer banking,” ujar Baiquni. Gedung baru nantinya dibangun di atas lahan seluas 14.817 m2 dengan nilai kontrak sebesar Rp790,5 miliar. Selain membangun gedung baru, Baiquni juga menyatakan bahwa pihaknya secara gradual terus melakukan akuisisi terhadap kantor-kantor cabang yang selama ini masih berstatus sewa. (ata)