Direktur Utama Bank Mega Kostaman Thayib mengatakan lonjakan laba bersih di tahun 2015 banyak di kontribusikan oleh peningkatan interest income, fee base income dan juga efisiensi melalui penurunan biaya dana. “Keuntungan dari Surat Berharga juga ikut membentuk perolehan laba bersih di 2015,” katanya usai RUPST di Jakarta, (7/4).
Sejalan dengan laba bersih, pendapatan bunga bersih perusahaan milik Chairul Tanjung ini juga ikut tumbuh 20,33% menjadi Rp3,3 triliun, padahal di periode yang sama tahun 2014 pendapatan bunga bersih perusahaan hanya mencapai Rp2,7 triliun. Kostaman menambahkan, untuk pos pendapatan operasional selain bunga naik 38,61% dari Rp1,4 triliun menjadi Rp1,93 triliun.
Meski demikian, perseroan harus rela mengalami penurunan dalam penyaluran kredit. Angka penyaluran kredit perseroan turun 3,62% dari Rp33,61 triliun menjadi Rp32,4 triliun. Dana pihak ketiga (DPK) turun 2,51% dari Rp51,02 triliun menjadi Rp49,74 triliun. Dari sisi aset mengalami kenaikan 2,47% dari Rp66,58 triliun menjadi Rp68,22 triliun.
Untuk rasio keuangan lainnya, tercatat rasio kecukupan modal (CAR) Bank Mega berada di level 22,85%, dan rasio kredit terhadap DPK atau LDR di posisi 65,05%, dengan rasio kredit bermasalah di level 2,81% secara gross. Sedangkan marjin bunga bersih mengalami kenaikan dari 5,27% menjadi 6,04%. (wh)