Jakarta – PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA) akan melakukan penerbitan saham baru melalui skema Penawaran Umum Terbatas atau right issue. Jumlah saham yang akan dijual perseroan dalam aksi korporasi tersebut sebanyak 625 juta saham, setara 23% dari total modal disetor dalam perseroan.
Edy Kuntardjo, Direktur Utama BINA menargetkan dapat meraih dana sebesar Rp150 miliar dari right issue ini. Dengan demikian, harga saham baru tersebut adalah sebesar Rp24o per saham. “kami harap dapat pernyataan efektif dari OJK pada Juni 2016,” ujarnya dalam paparan publik di Jakarta, Kamis (12/6).
Rencana penambahan modal ini dilakukan dalam rangka memperkuat struktur modal perseroan. Memiliki sebanyak 22 kantor cabang, perseroan setidaknya memiliki modal inti sebesar Rp420 miliar. “Right issue ini akan meningkatkan modal inti kami saat ini yang hanya sekitar Rp300 miliar,” tuturnya.
Ia menambahkan, salah satu pemegang saham mayoritas perseroan yaitu PT Philadel Terra Lestari telah menyatakan komitmen untuk menggunakan seluruh haknya dalam menyerap saham baru. Philadel yang dimiliki pengusaha Pieter Tanuri saat ini menguasai 20% kepemilikan di BINA. “Setelah right issue, kepemilikan Philadel akan meningkat menjadi 30%,” katanya.
Dalam keterbukaan informasi kepada pemegang saham pada April 2016, manajemen BINA akan mengajukan pernyataan pendaftaran right issue ke OJK pada 20 Mei 2016 dan diperkirakan meraih pernyataan efektif pada 24 Juni 2016.
Tanggal perkiraan cum HMETD di pasar reguler dan negosiasi pada 1 Juli. Tanggal ex HMETD di kedua pasar tersebut diprediksi pada 11 Juli. Sedangkan tanggal cum dan ex HMETD di pasar tunai diperkirakan pada 13 Juli dan 14 Juli.
Pemegang saham yang berhak atas HMETD akan dicatat pada 13 Juli (recording date). Saham-saham baru ini akan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia pada 15 Juli 2016.
Bank Ina mencatatkan kinerja positif di sepanjang periode Januari-Maret 2016. Pendapatan bunga bersihnya tercatat naik dari Rp16,61 miliar di kuartal I 2015 menjadi Rp24,41 miliar di kuartal yang sama tahun ini.
Kenaikan pendapatan bunga bersih ini mendorong laba bersih kuartal I 2016 perseroan mencapai Rp7,58 miliar, melonjak 36% dibanding Rp1,64 miliar di kuartal I 2015. (APR)