JAKARTA – Sepak terjang PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) tampak melambat di semester pertama tahun ini. Refleksinya terlihat dari raihan laba bersih perseroan yang susut 22,1% menjadi Rp55,5 miliar. Padahal di periode yang sama tahun lalu, salah satu BUMN karya ini masih sanggup menorehkan laba bersih sebesar Rp70,4 miliar.
Sekretaris Perusahaan Adhi Karya Ki Syahgolang menjelaskan mundurnya waktu pengerjaan beberapa target proyek menjadi salah satu alasan turunnya laba bersih perusahaan. “Perolehan kontrak baru kita per Juni 2016 baru mencapai Rp6 triliun,” katanya usai RUPSLB di Jakarta, Jumat (5/8).
Sebagai catatan, hingga akhir tahun ini perusahaan menargetkan dapat mengantongi kontrak baru sebesar Rp25 triliun. Sementara hingga akhir Juni lalu, Adhi Karya baru berhasil mengumpulkan sebanyak 25% dari total target kontrak baru.
Lebih lanjut Ki Syahgolang menjelaskan saat ini masih ada beberapa tender yang masih jalan dan diharapkan dapat menambah jumlah perolehan kontrak baru. Disamping faktor kontrak baru, perihal carry over coal fired power plant juga ikut mendorong jumlah penurunan laba bersih perusahaan. “Departemen EPC memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap perolehan laba bersih,meski begitu untuk proyek-proyek EPC baru seperti proyek Amonia Urea Petro Kimia Gresik dan Jaringan Gas Kota Tarakan mampu memberikan kontribusi laba yang posifif,” tambahnya. (Wh)