Jakarta – PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) menerima raport merah dalam laporan keuangannya. Induk usaha PT Lippo Cikarang Tbk ini harus rela mengalami penyusutan laba bersihnya sebesar 35,79% menjadi Rp497,79 miliar, padahal di periode yang sama tahun lalu, perseroan masih sanggup membukukan laba bersih sebesar Rp775,31 miliar. Membengkaknya pos beban pokok pendapatan dan juga beban usaha menjadi salah satu alasan melemahnya kinerja laba perusahaan di enam bulan pertama tahun ini.
Direktur Keuangan Lippo Karawaci Richard Setiadi mengatakan beban pokok pendapatan perusahaan meningkat 12,74% menjadi Rp2,8 triliun. Sementara di pos beban usaha kenaikannya mencapai 25,83%. Membengkaknya dua pos keuangan tersebut membuat kenaikan pendapatan perusahaan tidak begitu berpengaruh, padahal kenaikannya mencapai 7,62%. “Pendapatan perusahaan di semester pertama tahun ini naik menjadi Rp5,1 triliun dari posisi sebelumnya Rp4,74 triliun,” katanya dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, Selasa (16/8).
Lebih lanjut dirinya mengatakan kontribusi terbesar dihasilkan dari segmen bisnis healthcare yang menyumbang sebesar Rp2,55 triliun, kemudian diikuti oleh segmen urban development yang mencakup penjualan rumah dan toko, lahan siap bangun, memorial park dan produk lainnya yang menyumbang sebesar Rp1,16 triliun terhadap total pendapatan. Sementara sisanya terbagi atas Rp609,75 miliar dihasilkan dari segmen bisnis large scale integrated development, retail mall Rp163,84 miliar, segmen bisnis hospitality and infrastructure menyumbang sebesar Rp429,76 miliar dan Rp187,67 miliar dihasilkan dari property and portofolio management