Jakarta-PT Bursa Efek Indonesia (BEI) sepertinya belum kapok untuk memasang target tinggi terkait calon emiten baru yang akan digandeng masuk ke pasar modal nasional di tahun depan. Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar pada Kamis (20/10), ditetapkan bahwa target jumlah emiten baru untuk tahun 2017 adalah sebanyak 35 perusahaan. Guna mendukung target tersebut, beragam strategi pun siap dilakukan, termasuk diantaranya mengajak hingga memaksa perusahaan-perusahaan asing yang selama ini beroperasi di Indonesia untuk juga melakukan penawaran umum perdana saham (Initial Public Offering/IPO) di Indonesia. “Ada beberapa hal yang akan kami lakukan. Bukan hanya bicara, memfasilitasi tapi kami akan menghimbau bahkan kalau bisa memaksa,” ujar Direktur Utama BEI, Tito Sulistio, selepas RUPSLB, di Jakarta, Kamis (20/10).
Menurut Tito, saat ini ada 52 perusahaan asing yang menghasilkan pendapatan lebih dari 50 persen bahkan hingga 100 persen dari pasar Indonesia. Namun sayangnya perusahaan-perusahaan asing tersebut tidak listing di Indonesia namun malah listing di luar negeri. “Ini kan nggak etis. Nggak elok lah. Saya sudah datangi mereka dan mengajak untuk listing di sini (Indonesia),” tutur Tito. Selain membidik perusahaan-perusahaan asing untuk sudi melakukan IPO di Indonesia, Tito juga menyatakan telah memegang komitmen 14 perusahaan berstatus anak usaha Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) untuk dapat melakukan IPO tahun depan. Selain itu, Tito juga ingin mendesak perusahaan-perusahaan yang memiliki pinjaman di atas Rp1 triliun dari perbankan untuk juga melantai di pasar modal nasional. “Logikanya masak mereka punya utang banyak tapi nggak transparan? Makanya kita ajak juga jadi emiten sehingga kinerjanya lebh transparan,” tegas Tito.