Jakarta-PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) baru saja mengumumkan hasil kinerjanya hingga triwulan III/2016 ini. Meski hasil kinerjanya cukup kinclong dengan catatan pendapatan bersih sebesar Rp31,8 triliun dan perolehan laba bersih hingga Rp9,081 triliun, produsen rokok tersebut masih meyakini bahwa kondisi industri rokok Tanah Air ke depan masih bakal mengalami tekanan dari kebijakan pemerintah menaikkan tarif cukai rata-rata tertimbang sebesar 10 persen yang berlaku rata atas seluruh pelaku industri mulai tanggal 1 Januari 2017 mendatang. Tekanan ini bakal menambah penderitaan industri rokok nasional yang sebelumnya juga telah terdampak atas kenaikan tarif cukai rata-rata tertimbang sebesar 15 persen, sehingga berpotensi menurunkan volume industri hasil tembakau secara keseluruhan sebesar satu sampai dua persen di tahun ini. “Dengan beban yang ada ini maka kinerja segmen sigaret kretek tangan (SKT) kami perkirakan bakal terus menurun. Ini juga seiring dengan peralihan preferensi perokok dewasa dari produk kretek tangan ke kretek mesin,” ujar Presiden Direktur HMSP, Paul Janelle dalam keterangan resmi yang diterima lantaibursa.id, Senin (24/10).
Paul menjelaskan bahwa pada triwulan III/2016 lalu pangsa pasar HMSP di segmen SKT mengalami penurunan sebanyak 0,8 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya, menjadi 6,6 persen. “Kami tetap berkomitmen terhadap segmen SKT. Karena itu, kami melakukan sejumlah upaya untuk menahan laju penurunan di segmen ini. Termasuk diantaranya berinovasi untuk meningkatkan mutu merek Dji Sam Soe dan Sampoerna Kretek,” tutur Paul. Selain itu, HMSP dikatakan Paul juga menawarkan harga yang bersaing untuk produknya di segmen SKT serta berinvestasi pada merek melalui dukungan pemasaran dan penjualan. Meski kinerja portofolio SKT relatif stagnan, HMSP diklaim Paul mampu terus menjaga momentum positif dalam segmen sigaret kretek mesin full–flavor, terutama setelah ekspansi geografis yang dijalankan untuk merek U Bold pada tahun 2016. HMSP juga memperkuat portofolio SKM full–flavor dengan meluncurkan Marlboro Filter Black di 25 kota di Indonesia. “Perokok dewasa di Indonesia menghargai kretek sebagai produk asli Indonesia. Mereka juga mengakui Marlboro sebagai merek internasional. Dengan peluncuran Marlboro Filter Black, kini perokok dewasa di Indonesia dapat menikmati perpaduan terbaik dari dua hal tersebut. Meski saat ini proses peluncuran masih berada di tahap awal, namun sejauh ini kami telah melihat hasil yang menggembirakan. Kami yakin bahwa produk terbaru kami ini akan menciptakan standar bagi segmen sigaret kretek mesin full-flavor,” tegas Paul.