Jakarta-Terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) beberapa waktu lalu sempat memicu sentimen negatif di pasar keuangan internasional. Tak terkecuali di Indonesia. Salah satunya terlihat jelas pada anjloknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akibat turunnya harga sebagian besar saham-saham unggulan. Pada Senin (14/11), misalnya, saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) terhitung merosot hingga 5,8 persen hanya dalam satu hari perdagangan saja. Menyikapi hal itu, Direktur Utama BBRI mengaku tidak khawatir. “Kita kan bisa lihat bahwa yang turun bukan hanya saham BBRI saja. Semua saham turun dan itu tidak hanya terjadi di Indonesia. Pasar saham beberapa negara lain juga bernasib sama. Jadi (penurunan) bukan karena kinerja kami,” ujar Direktur Utama BBRI, Asmawi Syam, di sela penandatanganan kerjasama dengan Lion Air Group, di kantornya, Jakarta, Selasa (15/11).
Karena lebih dikarenakan oleh sentimen global yang negatif, Asmawi pun meyakini bahwa tren penurunan tersebut hanya akan berlangsung sementara dan bakal segera stabil seiring berjalannya waktu. Asmawi pun mengimbau agar masyarakat dan pelaku pasar tidak panik dan bahkan terpancing untuk berspekulasi secara berlebihan. Pihak BBRI pun ditegaskan Asmawti sama sekali tidak panik karena secara fundamental bisnis dalam kondisi yang baik. Hal itu setidaknya tercermin pada catatan laba bersih yang pada triwulan III/2016 mencapai Rp18,6 triwulan, tumbuh sebesar 1,8 eprsen disbanding catatan pada periode sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp18,5 triliun. “Nanti akan terjadi yang namanya titik keseimbangan baru. Akan ada banyak informasi baru soal rencana-rencana (dari Donald Trump) yang belum terealisasi,” tutur Asmawi.