Jakarta – Direktur PT Visi Media Asia Tbk (VIVA), Anindra Ardiansyah Bakrie mengaku, tayangan One Pride Mixed Martial Arts (MMA) mendapat respon yang baik dari masyarakat. Padahal acara pertarungan lintas disiplin ilmu bela diri yang ditayangkan di TVOne ini belum genap 1 tahun.
“Acara ini belum genap 1 tahun atau baru diluncurkan sejak sembilan bulan lalu, tapi rating-nya sudah melejit ke peringkat 7 di bawah tayangan berita favorit. Kami yakin tahun depan sudah bisa masuk ke Top Five ,” kata Pria yang biasa disapa Ardi Bakrie ini.
Ardi mengungkapkan bahwa capaian positif One Pride MMA Indonesia saat ini jauh melebihi ekspektasi yang sebelumnya dipatok oleh perusahaan. Hal itu terkait dengan banyaknya fighter yang berminat menjadi peserta maupun besarnya animo masyarakat untuk menonton pertandingan yang dilangsungkan.
“VIVA itu kan number one news channel and sport television in Indonesia. Kalau di news, kami ada Indonesia Lawyer’s Club (ILC), Kabar Petang dan sebagainya. Nah di sport andalan kami ya One Pride ini,” tutur Ardi.
Ardi menegaskan, pihaknya akan terus melakukan berbagai inovasi dengan terus menghadirkan pertandingan yang menantang. Apalagi TVOne, lanjutnya, mempunyai target untuk mempunyai entertainment olahraga yang ekslusif yang tidak hanya membeli hak cipta.
“Ketimbang kita beli acara orang mahal-mahal, mending kita mengcreate sendiri kan. Dan terbukti (One Pride) ini potensinya besar. Saya belum hitung secara pasti. Tapi sekitar 10% (sumbangannya) terhadap revenue sih, Saya yakin ada,” tutur Ardi.
Ditempat yang sama, Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), Hardly Stefano Pariela berkomentar, pihak KPI menyambut baik program One Pride sebagai ajang membina atlet beladiri di Indonesia.
Menurutnya, One Pride tidak ada beda dengan olah raga lainnya yang juga mempunyai nilai hiburan bagi masyarakat. Hanya saja, program ini adalah tayangan dewasa yang juga harus ditayangkan di jam dewasa.
“Kalau mau ditayangkan di jam sore, sebaiknya di sampaikan promosinya saja dengan tanpa menampilkan kekerasan,” imbuh Hardly. (Ahsa)