Jakarta – PT Bank QNB Indonesia Tbk berencana menggalang dana melalui aksi korporasi di pasar modal Indonesia. Aksi yang akan dilakukan oleh emiten bank yang berkode saham BKSW ini adalah Rights Issue.
“pemegang saham kami sudah menyetujui rencana rights issue yang akan QNB laksanakan, “kata Azhar Abdul Wahab, Plt Direktur Utama Bank QNB Indonesia, usai rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB), di Jakarta, Selasa.
Azhar menyampaikan, bahwa rencananya perusahaan akan melakukan penambahan modal dengan memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu dengan jumlah saham yang dikeluarkan oleh perusahaan sebanyak-banyaknya 8.235.757.284 saham dengan nilai Rp250 per saham. Sehingga modal disetor Bank meningkat dari Rp 2,2 triliun menjadi Rp4,25 triliun.
Penambahan modal tersebut bertujuan untuk memperkuat struktur permodalan Bank dan dana yang diperoleh akan digunakan untuk meningkatkan aset produktif Bank dalam bentuk penyaluran kredit. “Penambahan modal ini akan mendukung pertumbuhan usaha Bank di tahun 2017 sejalan dengan Rencana Bisnis Bank yang telah disampaikan kepada OJK,”jelasnya.
Dalam hal ini, kata AAzhar, Qatar National Bank, SAQ selaku pemegang saham mayoritas memberikan dukungannya melalui penambahan modal perusahaan. “Artinya, hal ini menjadikan bukti komitmen berkelanjutan dalam mengembangkan kinerja anak perusahaannya dan turut berkontribusi untuk pertumbuhan perekonomian nasional.” tukasnya.
Dalam lima tahun terakhir, Bank QNB Indonesia telah berhasil membukukan pertumbuhan asset rata-rata sebesar 61 % atau bertumbuh 80,94% sejak tahun 2012, meskipun pada tahun 2016 terjadi penurunan asset sebesar 5% dari tahun sebelumnya namun Bank tetap optimis akan membukukan pertumbuhan asset pada tahun berikutnya. Kredit-neto yang diberikan Bank menurun sebesar 15,57% dari Rp20,79 triliun pada akhir 2015 menjadi Rp17,55 triliun pada akhir 2016.
Penurunan ini disebabkan oleh perlambatan dunia usaha seiring dengan belum terlalu kondusifnya perekonomian global maupun nasional. Pada tahun 2016, Bank mengantisipasi kondisi perekonomian nasional dengan melakukan langkah strategis dengan prinsip kehati-hatian untuk meningkatkan loan loss coverage melalui upaya pembentukan CKPN Kredit menjadi Rp736,73 miliar.
Pada tahun 2016, simpanan dari nasabah mengalami kenaikan sebesar 4,52% menjadi Rp19,34 triliun dibandingkan tahun 2015 sebesar Rp18,51 triliun. Bank juga berhasil meningkatkan portfolio dana murah terutama tabungan, sehingga rasio CASA meningkat menjadi 12%, dibandingkan 11% pada tahun 2015. (ahm)