Jakarta-PT Nestlé Indonesia hari menandatangani nota kesepakatan dengan Pemerintah Provinsi Lampung sebagai bentuk penegasan komitmennya dalam pemberdayaan petani kopi Lampung. Acara penandatanganan dilakukan di kebun percontohan tanaman kopi Nestlé di Kabupaten Tanggamus, Lampung.
Business Executive Officer Coffee PT Nestlé Indonesia Indrasena Patmawidjaja juga menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Pemerintah Provinsi Lampung yang telah memercayakan penggunaan logo siger di kemasan NESCAFÉ Classic. “Adalah suatu kebanggaan bagi kami untuk menggunakan 100% biji kopi robusta lampung pada seluruh produk NESCAFÉ yang diproduksi di Pabrik Nestlé Panjang, Provinsi Lampung. Kami berharap logo siger ini dapat semakin memperkuat komitmen kami untuk menghadirkan pengalaman minum kopi terbaik baik para konsumen NESCAFÉ,” papar Indrasena Patmawidjaja.
Nota kesepakatan yang melengkapi serangkaian program kemitraan strategis Nestlé Indonesia dengan para petani kopi di Kabupaten Tanggamus dan Lampung Barat sejak 1994 ini meliputi beragam kegiatan pelatihan seperti peremajaan tanaman kopi, peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam praktikbudidaya kopi robusta yang berkelanjutan, penanganan tanaman sebelum dan sesudah panen, peningkatan pengetahuan mengenai mata rantai biji kopi termasuk pemasarannya, serta membantu para petani kopi untuk mendapatkan akses fasilitas pembiayaan dari bank.
“Dengan bantuan teknis maupun finansial untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil pertanian, kami ingin membuka kesempatan bagi para petani kopi untuk ikut bersaing di pasar kopi nasional dan global, hingga pada akhirnya dapat turut meningkatkan kesejahteraan mereka dan keluarganya,” ujar Sustainability Agriculture Development & Procurement Director PT Nestlé Indonesia R. Wisman Djaja.
R. Wisman Djaja kemudian menuturkan bagaimana selain aspek teknis, akses finansial juga penting agar para petani kopi memiliki keunggulan kompetitif di tengah berkembangnya industri kopi di Indonesia.
Pihaknya tengah mengembangkan model financial ecosystem yang kami harapkan dapat berkembang dalam skala yang lebih besar melalui kerja sama dengan pemerintah untuk Kredit Usaha Rakyat (KUR) di bidang pertanian.
Salah satu petani kopi mitra Nestlé Feri Elpison turut memaparkan manfaat yang ia dapat dari kemitraan dengan Nestlé, menjadi petani kopi merupakan suatu hal yang diwariskan turun temurun di keluarganya. Berkat pendampingan dari Nestlé, ia berhasil memproduksi tujuh ton biji kopi dari lima hektar elahan dalam setiap tahun.
Kemitraan Nestlé Indonesia kini telah menjangkau sekitar 20.000 petani, dan lebih dari 18.000 di antaranya telah memperoleh validasi 4C (Common Code for the Coffee Community), sebuah standar yang disusun oleh 4C Association yang mencakup berbagai aspek dalam pertanian kopi berkelanjutan.
“Model kerja sama ini telah berhasil membantu para petani kopi meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil kopi, mendapatkan kemudahan akses pasar serta dukungan yang diperlukan untuk membantu meningkatkan kesejahteraan mereka, sedangkan Nestlé juga mendapat pasokan bahan baku berkualitas. Hal ini sejalan dengan tujuan Nestlé Indonesia untuk membantu menciptakan masyarakat
yang sukses dan tangguh serta mendukung terciptanya kehidupan yang lebih baik bagi masyarakat di mana kami tinggal dan bekerja sama,” tutup R. Wisman Djaja. (rha)