Jakarta – Indonesia masuk dalam peta One Belt One Road (OBOR) yang dicanangkan China. OBOR menghubungkan China dengan kawasan di sekitarnya melalui infrastruktur konektivitas.
Finance Secretary Hong Kong Special Administrative Region Government, Paul Chan Mo-Po menjelaskan, konektivitas barang dan jasa dapat terwujud antar negara dengan skema OBOR tersebut.
Paul Chan pun mengaku, Hong Kong dapat menjadi penghubung antara investasi China ke Indonesia. “Indonesia adalah lokasi strategis untuk OBOR. Konektivitas infrastruktur adalah jantung bagi OBOR,” ujar Paul Chan di Jakarta, Rabu (26/7).
Berdasarkan data Bank Pembangunan Asia (ADB), negara-negara berkembang membutuhkan dana sekitar lebih dari US$100 milyar per tahun untuk infrastruktur. Dengan demikian, negara-negara tersebut dapat menjaga momentum pertumbuhan.
Paul Chan, harus ada pembiayaan pula dari sektor swasta guna mendukung pembangunan infrastruktur di negara-negara tersebut, tak terkecuali Indonesia. Oleh sebab itu, Hong Kong memiliki semacam lembaga investasi yang bisa menjadi jembatan.
“Perbankan dan perusahaan-perusahaan Hong Kong bisa dengan aktif mencari kesempatan untuk investasi di infrastruktur,” kata Chan.
Paul Chan mengatakan hal itu pada Seminar bertajuk “Belt and Road Initiative: Connecting China, HongKong, dan Indonesia” yang digelar hari ini Rabu (26/7) di Hotel Grand Hyatt, Jakarta. Seminar bisnis yang digelar oleh HongKong Trade Development Council (HKTDC) dan HongKong Economic and Trade Office itu menghadirkan enam pembicara ahli dari beragam latar belakang.
Keenam pembicara itu adalah Paul Chan, Sekretaris Keuangan Wilayah Adminsitratif Khusus Hong Kong; Hu XiaoShan, Sekretaris Pertama (Ekonomi & Komersial) Kedutaan Besar Republik Rakyat Tiongkok untuk Indonesia; Dino Patti Djalal, Pendiri Foreign Policy Community of Indonesia; Thomas Lembong, Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal; Nicholas Kwan, Direktur Riset HKTDC; dan James Cameron, Co-Head Infrastructure and Real Estate Group HSBC di Asia Pasifik. (DIAZ)