Jakarta – Franky Rivan, Analis Saham Mirae Asset Sekuritas menyampaikan bahwa, pada kegiatan non deal roadshow bersama Lippo Karawaci (LPKR) ke Singapura dan Korea Selatan, sentimen terhadap pasar di kedua negara tersebut terhadap properti Indonesia tampak netral. Namun, investor tertarik dengan proyek unggulan LPKR yaitu Meikarta, dan perkembangannya yang akan datang.
“Ke depan, LPKR mengekspektasi marketing sales lebih lambat dari Meikarta, karena momentum dari launching dan upaya pemasaran besar-besaran selama kuartal 2 dan kuartal 3 akan perlahan-lahan memudar. Serah-terima pertama diperkirakan akan dilakukan pada bulan Desember 2018, ditambah grace period 6 bulan,” ujarnya dalam laporan riset, Kamis (9/11/2017).
LPKR juga menyatakan bahwa proyek Meikarta akan dibangun di atas tanah dormant yang telah diakuisisi sejak lama oleh perusahaan. Perseroan akan mengembangkan proyek dengan margin lebih tinggi di sekitar tanah tersebut setelah proyek Meikarta, namun hanya jika terlihat adanya pemulihan di pasar properti. “Kami memandang ini sebagai strategi yang prudent dan tepat untuk mengatasi kondisi pasar properti saat ini,” tambahnya.
Menurutnya, Mirae Sekuritas meng-upgrade rekomendasi saham LPKR menjadi Buy dari sebelumnya Trading Buy) dan mempertahankan Target Price sebesar Rp865 per saham, karena penurunan harga saham baru-baru ini telah memperbesar potensi upside. “Kami yakin saham LPKR telah oversold, memperlebar margin of safety karena valuasinya yang menjadi lebih murah,” tuturnya.
LPKR saat ini diperdagangkan di 2018F P/E di 9x, di bawah -1 SD (11,5 kali) dari rata-rata lima tahun dan diskon yang lebar dibandingkan 2018F P/E indeks properti di 12,4 kali. Dari perspektif P/B, LPKR saat ini diperdagangkan di bawah nilai bukunya, pada 2018F P/B yang hanya 0,44 kali, dekat -2 SD nya (0,41 kali) dan juga diskon yang cukup besar dibandingkan indeks properti yang diperdagangkan di 2018F P/B di 1,27 kali.