Jakarta – Dalam dua tahun kedepan, Indonesia bakal menggelar pesta demokrasi. Mulai dari pemilihan kepala daerah (Pilkada) di tahun ini, dan pemilihan Presiden di 2019 mendatang.
Pasalnya, disinilah kedewasaan masyarakat Indonesia akan demokarasi kembali diuji. Kemudian, pesta demokrasi ini juga menjadi sorotan investor baik asing maupun lokal dalam menanamkan dananya di Tanah Air.
Banyak yang berharap, kalau pesta demokrasi kali ini berjalan lancar, sukses, dan tidak berdampak negatif kepada semuanya.
Dari bisnis properti, pesta rakyat (Pemilu) ini akan menjadi faktor psikologis yang sangat berpengaruh terhadap iklim investasi, khususnya di segmen atas. Kana tetapi, Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch (IPW) Ali Tranghanda memandang, bahwa siklus besar tren pasar properti akan menunjukkan tren naik sampai 2019.
“Pergerakan positif dipastikan akan terus bergerak meskipun landai sampai semester dua tahun 2018, menyusul pasar yang belum terlalu berani untuk berspekulasi terhadap kondisi politik di Indonesia,” katanya kepada wartawan di Jakarta, Selasa (9/1/2018).
Artinya, menurut Ali, pasar properti akan naik selama setahun ke depan, dan kembali stagnan sambil menunggu stabilitas politik di Indonesia. Dampak tahun politik hanya faktor sementara yang akan memengaruhi siklus besar pasar properti.
Namun secara tren, kata dia, hal ini tidak dapat diartikan siklus properti menurun. Dengan asumsi bahwa Pemilu relatif berjalan lancar, maka iklim investasi properti akan semakin kencang sepanjang tahun 2019.
“Jangan sampai Pemilu memberikan pengaruh negatif yang tentunya berdampak buruk tidak hanya bagi properti tapi bagi perekonomian nasional. Bila isu negatif masih sangat mengganggu, maka tentunya pasar properti akan mengalami stagnasi pasar yang lebih panjang lagi di sepanjang tahun 2019,” tambahnya.
Ali menyimpulkan siklus besar pasar properti sedang mengalami tren kenaikan. Tahun politik hanya menjadi sebuah pergerakan siklus sementara sebelum pasar properti bangkit lebih tinggi lagi di semester dua tahun 2019.
Jika melihat pergerakan indeks saham sektor property, real estate dan konstruksi per 8 Januari 2018, indeksnya mengalami kenaikan sebesar 2,39% dibanding akhir tahun 2017 menjadi 507,35 dari posisi sebelumnya 498,71. Hal tersebut sejatinya mencerminkan sektor properti masih memiliki sentimen positif.
“Jadi yang terjadi sebenarnya adalah pasar properti sebenarnya relatif sudah siap untuk bangkit kembali,” pungkasnya. (AHM)