Jakarta – PT Pelita Samudera Shipping Tbk (PSSI) meraih pendapatan sebesar US$63,5 juta hingga akhir tahun 2018. Tahun sebelumnya, perseroan catat pendapatan yang telah diaudit sebesar US$49,0 juta.
Imelda Agustina Kiagoes, Sekretaris Perusahaan PSSI mengatakan, kinerja positif ini ditopang solidnya harga batubara thermal global, kenaikan konsumsi batubara domestik, dan program ekspansi armada sejak 2016.
“Pendapatan ini adalah yang terbesar bagi PSSI dalam 5 tahun terakhir,” kata Imelda dalam siaran pers, Rabu (6/2/2019).
Lini bisnis Kapal Tunda dan Tongkang (TNB) menyumbangkan sekitar 55% dari Pendapatan Non-Audit Perseroan di tahun 2018, yang diikuti oleh kontribusi dari Fasilitas Muatan Apung (FLF) sekitar 40% dan Kapal Induk (MV) sekitar 5%.
Adapun, total volume angkutan batubara yang ditangani oleh PSS di tahun 2018 berhasil melampaui 33 juta metrik ton, dengan pencapaian sebesar 33,5 juta metrik ton dibandingkan dengan sekitar 30,2 juta metrik ton di tahun 2017 atau tumbuh sebesar 11%.
Di akhir tahun 2018, PSS telah berhasil menambah satu lagi kapal kelas Handysize bernama “Dewi Ambarwati” seharga US$9,6 juta dan baru-baru ini menandatangani Perjanjian Jual-Beli (SPA) untuk kapal kelas Supramax pertamanya senilai US$10,5 juta pada 25 Januari 2019.
Realisasi dari tambahan armada ini akan menaikkan kapasitas angkut MV Perseroan dari awalnya 30 ribu DWT menjadi 110 ribu DWT, sejalan dengan strategi PSS untuk mendukung kebutuhan logistik Indonesia untuk sektor Energi dan Pertambangan.
Didukung posisi keuangan yang kuat, PSS melihat peluang untuk menambah lagi MV ke dalam armadanya seiring dengan target yang dipasang oleh Perseroan untuk volume kargo sebesar 1,8-2,2 juta metrik ton di tahun 2019 untuk armada MV, bergantung pada kondisi pasar dan kemampuan untuk menambah armada lagi.
“Ekpansi armada berkelanjutan akan membantu PSS untuk mencapai target Pertumbuhan organik sebesar 25% sampai 30% di tahun 2019,” pungkasnya.