Jakarta – PT XL Axiata Tbk (EXCL) catat kinerja buruk di sepanjang tahun 2018 dimana perseroan bukukan kerugian bersih sebesar Rp3,29 triliun (Rp308 per saham). Padahal pada 2017, perseroan mampu cetak laba Rp375,24 miliar (Rp35 per saham).
Dalam laporan keuangan periode 31 Desember 2018 yang dirilis perseroan, Jumat (15/2/2019) diketahui bahwa pendapatan atau revenue yang diraih sepanjang tahun lalu sebesar Rp22,93 triliun nyaris stagnan dibanding perolehan tahun sebelumnya sebesar Rp22,87 triliun.
Namun sebenarnya, penyebab memburuknya kinerja operator seluler ini lebih diakibatkan melonjaknya beban penyusutan, yaitu dari Rp6,75 triliun pada 2017 ke Rp11,47 triliun di 2018.
Dalam catatan atas laporan keuangan yang dirilis perseroan tersebut, diketahui bahwa beban penyusutan terbesar ada pada aset tetap berupa peralatan jaringan. Pada awal tahun nilai penyusutannya tercatat masih Rp47,69 triliun dan melonjak jadi Rp57,2 triliun di akhir 2018.
Selain itu, pencatatan pada beban lainnya tidak jauh berbeda kecuali pencatatan atas rugi kurs yang meningkat dari Rp39,2 miliar menjadi Rp366,2 miliar pada 2018.