Jakarta – PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) atau CAP memperoleh pembebasan pajak atas investasi Pabrik Polyethylene Baru senilai USD380 juta. Fasilitas pembebasan pajak untuk pabrik tersebut terdiri dari pengurangan pajak penghasilan perusahaan sebesar 100% untuk 10 tahun pertama setelah dimulainya produksi komersial, dan diikuti dengan pengurangan sebesar 50% untuk 2 tahun berikutnya.
Perseroan juga memperoleh pembebasan pemungutan pajak yang dilakukan pihak ketiga untuk periode 10 tahun.
“Kami menyampaikan apresiasi sebesar-besarnya kepada Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Keuangan atas dukungan berkelanjutan terhadap ekspansi kami. Fasilitas pembebasan pajak mencerminkan kepercayaan Pemerintah terhadap industri petrokimia serta upaya kerja sama dengan sektor swasta untuk mendorong investasi dan pertumbuhan,” kata Presiden Direktur CAP Erwin Ciputra, dalam keterangan resminya, Senin (10/6/2019).
Erwin mengaku, insentif pajak akan mendukung ekspansi CAP untuk menambah kapasitas Polyethylene sekitar 400 KT/tahun, yang akan meningkatkan kapasitas saat ini sebesar 336 KT/tahun lebih dari dua kali lipat. Pabrik baru tersebut akan memproduksi High Density Polythylene (HDPE), Linear Low Density Polyethylene (LLDPE), dan Metallocene LLDPE (mLLDPE).
Lanjut dia, dengan didukung eksekusi yang prima, konstruksi akan berjalan sesuai rencana dengan mencapai penyelesaian sebesar 97% pada bulan April 2019, dan sesuai target untuk memulai produksi komersial pada kuartal IV-2019.
“Pabrik Polyethylene baru tersebut telah memperoleh fasilitas kredit ekspor dari Japan Bank for International Cooperation (JBIC), yang mencerminkan pengakuan atas praktik lingkungan, sosial dan tata kelola Perusahaan yang baik,” jelas dia.
Penyelesaian pabrik Polyethylene baru tersebut akan meningkatkan total kapasitas produksi Polyethylene CAP menjadi 736KT/tahun, sejalan dengan strategi Perseroan untuk memperkuat keunggulan posisi pasarnya di Indonesia. Sebagai pemain domestik, CAP menawarkan berbagai keuntungan bagi pelanggan dengan menjamin ketersediaan pasokan, waktu tenggang yang lebih singkat, siklus modal kerja yang lebih baik dan dukungan teknis.
“Indonesia saat ini membutuhkan 1,4 juta ton/tahun Polyethylene untuk memenuhi permintaan domestik, di mana 45% nya masih dipasok oleh impor. Dengan pertumbuhan PDB yang terus berlanjut, permintaan pasar akan terus meningkat. Pabrik Polyethylene baru kami akan meningkatkan pasokan Polyethylene domestik, mendukung substitusi impor dan pada akhirnya berkontribusi untuk mengurangi kebutuhan pembayaran valuta asing,” tukas Erwin.