Jakarta – PT Intiland Development Tbk (DILD) mengaku, perusahaan belum berencana untuk merevisi target pra penjualan (marketing sales) di tahun ini yang diharapkan mencapai senilai Rp2,5 triliun.
Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi DILD Archied Noto Pradono mengakui jika memang di semester pertama tahun ini perseroan belum banyak membukukan marketing sales. Namun, pihaknya bakal menggenjot raihan marketing sales di paruh kedua tahun ini.
“Kuartal II, masih belum terlalu bagus karena masih Juni kena lebaran dan pemilu kemarin. Kita memang gak terlalu banyak berharap di kuartal II tapi III dan IV ini. Kita akan mencapai 2,5 triliun, memang pencapaian masih rendah sampe semester I ini,” uca dia di Jakarta, Senin (15/7/2019).
Archied mengatakan, perseroan masih memiliki waktu 5-6 bulan untuk mengejar penjualan. Optimisme perseroan pun didorong oleh dukungan yang diberikan oleh pemerintah kepada sektor properti.
“Kita masih punya waktu 5-6 bulan kita usaha supaya tercapai. Memang ketinggalan 6 bulan ini tapi masih kita kejar angka itu. Dengan banyaknya insentif, kita akan coba angkat,” ungkap dia.
Archied optimistis, dengan adanya insentif yang dikeluarkan pemerintah serta ditambah dengan stabilnya kondisi politik di Tanah Air, akan kembali menggeliatkan minat masyarakat untuk membeli produk properti.
Sebagai informasi, Pemerintah melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memberikan lima kebijakan insentif di sektor properti seperti peningkatan batasan tidak kena PPN rumah sederhana sesuai daerahnya, pembebasan PPN atas rumah/ bangunan korban bencana alam dan peningkatan batas nilai hunian mewah yang dikenakan PPh dan PPNBM.
Selain itu, harga properti yang cenderung murah juga dirasa menjadi satu peluang bagi masyarakat untuk berbondong-bondong melakukan investasi.
“Tapi lebih banyak masalah psikologinya, properti ini sudah bottom up, ini kesempatan yang luar biasa untuk konsumen kita,” ucapnya.
Perseroan membukukan pendapatan sebesar Rp 887,6 miliar pada kuartal I-2019. Angka ini tumbuh 25 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp 709,2 miliar tumbuh 25,15 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 709,19 miliar.
Akan tetapi, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun 57,08 persen dari Rp 112,78 miliar pada kuartal I 2018 menjadi Rp 48,39 miliar pada kuartal I 2019.