Jakarta – PT Chandra Asri Tbk, mengaku akan mengoperasikan Enclosed Ground Flare (EGF) atau teknologi suar tanpa asap di komplek petrokimianya di Cilegon, Banten. Hal itu bertujuan untuk meminimalisir dampak sosial dan lingkungan dari aktivitas operasional pabrik.
Presiden Direktur Chandra Asri Erwin Ciputra mengatakan, untuk proyek ini perusahaan menggelontorkan biaya investasi sebesar USD14 juta.
“EGF ini mampu membakar 220 ton hidrokarbon per jam dengan menggunakan metode pembakaran tertutup tanpa menyebabkan radiasi panas dan radiasi udara,” kata Erwin dalam
keterangan resminya, Selasa (29/9/2020).
Erwin mengatakan, dari segi lingkungan, EGF didesain untuk melakukan proses pembakaran secara sempurna sehingga tidak ada hidrokarbon hasil pembakaran yang dibuang ke udara.
Sedangkan dari segi sosial, bilang dia, keunggulan teknologi ini dibandingkan suar konvensional terdapat pada kemampuannya mengurangi suara kebisingan dan menghilangkan nyala api dan asap.
“Kami berkomitmen untuk menjalankan operasional pabrik dengan bijak dengan mengurangi adanya dampak terhadap lingkungan ataupun masyarakat,” jelas Erwin.
Erwin menambahkan, Chandra Asri berhasil merampungkan proyek EGF ini tepat waktu walaupun berada dalam masa pandemi, dengan bermitra bersama Toyo Engineering Corporation dan Inti Karya Persada Teknik sebagai kontraktor teknik, pengadaan dan konstruksi (EPC).
“Pembangunan EGF ini merupakan investasi kami dalam aspek lingkungan dan sosial di area operasional pabrik untuk mengurangi jejak karbon dan turut menjaga kenyamanan warga yang berdomisili di sekitar area operasional kami,” pungkas dia.