Jakarta – Singapore Airlines (SIA) telah menyelesaikan transaksi penjualan dan sewa-kembali (sale-and-leaseback) untuk 11 pesawat, yang terdiri atas tujuh pesawat Airbus A350-900 dan empat pesawat Boeing 787-10, di mana secara total transaksi tersebut menghasilkan kurang lebih S$2,0 miliar dolar Singapura.
Transaksi tersebut dikelola oleh empat pihak yang berbeda yakni pengelola sewa, Aergo Capital Limited, Altavair, EastMerchant / Crianza Aviation, Muzinich and Co. Limited.
SIA telah berhasil mengumpulkan kurang lebih S$15,4 miliar likuiditas segar (fresh liquidity) sejak 1 April 2020, termasuk transaksi sale-and-leaseback ini.
Angka tersebut juga termasuk S$8,8 miliar dari Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (rights issue) SIA yang berjalan dengan sukses; S$2,1 miliar dari pembiayaan yang dijamin (secured financing); S$ 2,0 miliar melalui penerbitan obligasi dan surat hutang konversi; serta dana lebih dari S$500 juta melalui komitmen jalur kredit terbaru dan pinjaman jangka pendek tanpa jaminan.
SIA tetap memiliki akses terhadap lebih dari S$2,1 miliar pada jalur kredit berkomitmen, bersamaan dengan opsi untuk menghasilkan hingga S$6,2 miliar dalam bentuk obligasi konversi wajib tambahan sebelum Rapat Umum Tahunan pada bulan Juli 2021.
Selama periode yang sangat tidak pasti seperti saat ini, pada saat industri penerbangan tengah menghadapi tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya akibat pandemi Covid-19, SIA Group akan terus menjajaki berbagai inisiatif untuk meningkatkan likuiditas jika hal tersebut diperlukan.
“Likuiditas tambahan dari transaksi sale-and-leaseback ini memperkuat kemampuan kami untuk mengelola dampak pandemi Covid-19 dengan posisi yang kuat. Kami akan tetap sigap dalam menanggapi kondisi pemasaran yang terus berkembang serta siap menangkap setiap peluang pertumbuhan yang ada pada saat kita mulai pulih dari krisis ini,” kata Goh Choon Phong, Chief Executive Officer Singapore Airlines. (DM)