Tuesday , March 28 2023
Home / Berita / Bareksa Prioritas Beberkan Peluang Investasi di Ramadhan dan Lebaran ke Investor HNWI

Bareksa Prioritas Beberkan Peluang Investasi di Ramadhan dan Lebaran ke Investor HNWI

Jakarta, Lantaibursa.id – Pasar modal Indonesia berpeluang untuk mencatat kenaikan di bulan Ramadhan, meskipun volume transaksi saham biasanya turun menjelang Lebaran.

Dengan mempertimbangkan kondisi terkini, investasi reksadana pendapatan tetap berbasis obligasi pemerintah dan reksadana saham yang berfokus pada sektor konsumen dan ritel, menjadi rekomendasi Bareksa Prioritas bagi investor High Net-Worth Individuals (HNWI) saat ini.

Head of Investment Bareksa Christian Halim mengatakan salah satu pertimbangan investor dalam investasi reksadana adalah mengenai kebijakan Bank Sentral AS yang diproyeksikan masih akan menaikkan suku bunga acuannya.

“The Fed diperkirakan akan menaikkan Fed Fund Rate sebesar 25 atau 50 basis poin (bps) pada pertemuan bulan Maret mendatang,” ujar Christian.

Kemungkinan peningkatan suku bunga acuan tersebut mempertimbangkan kondisi pasar tenaga kerja dan inflasi AS. Sebab, pasar tenaga kerja di Negeri Paman Sam masih kuat dan solid, dengan data tingkat non farm payroll yang lebih baik dari ekspektasi di bulan Januari. Di samping itu, belanja konsumen yang kuat serta tingginya permintaan barang dan jasa juga masih menghambat inflasi turun secara signifikan seperti yang diharapkan di negara tersebut. Namun, pelaku pasar mengharapkan bahwa The Fed akan dapat menghentikan kenaikan suku bunga pada kuartal 2 mendatang.

Di sisi lain, Christian menambahkan bahwa Bank Indonesia berpotensi untuk tidak akan menaikkan suku bunga acuan lebih tinggi lagi. Langkah ini didasarkan oleh data inflasi inti bulan Februari yang tercatat turun menjadi 3,06%, dari sebelumnya 3,26%, dan berada dalam rentang target yang diharapkan BI. Meskipun inflasi umum bulan Februari justru meningkat menjadi 5,47%, dari sebelumnya 5,28%.

Ke depan, Christian memperkirakan inflasi dalam negeri akan meningkat seiring dengan adanya hari besar keagamaan seperti bulan Ramadhan dan Lebaran yang mendorong kenaikan harga beberapa bahan pokok. Maka dari itu, investasi reksadana pendapatan tetap berbasis obligasi pemerintah menjadi salah satu rekomendasi menjelang Bulan Puasa. Alasannya, produk ini terbilang diuntungkan ketika bank sentral mulai menahan suku bunga, karena adanya potensi penurunan yield.

“Kami merekomendasikan untuk tetap berinvestasi di reksadana pendapatan tetap berbasis obligasi pemerintah di tengah ekspektasi bahwa BI tidak lagi menaikkan suku bunga acuan tersebut,” imbuh Christian.

Potensi dari Pasar Saham

Chief Investment Officer Jagartha Advisors Erik Argasetya menjelaskan terdapat potensi dari pasar saham di akhir kuartal pertama tahun ini bagi investor yang dapat mempunyai time horizon investasi lebih jangka panjang. Sebab, biasanya emiten-emiten saham akan memberikan dividen dari laporan laba bersihnya tahun lalu.

“Kami melihat saham berkapitalisasi besar terutama seperti sektor perbankan dan saham berbasis komoditas ekspor Indonesia diproyeksikan akan memberikan dividen yang cukup menarik pada tahun ini. Dengan terbatasnya jumlah eksplorasi dan jumlah arus kas bersih yang besar akan membuat saham berbasis batubara mendominasi pembagian dividen jumbo,” ujar Erik.

Di samping itu, menurut Erik, “Ramadhan Effect biasanya akan mendorong reksadana saham yang memiliki portofolio di saham-saham berbasis peternakan unggas, konsumen, dan ritel.” sebut Erik.

Kemudian, Managing Partner Bareksa Prioritas Jimmy Teh mengingatkan investor HNWI untuk tetap melakukan diversifikasi di berbagai kelas aset untuk meminimalisir risiko dan aksi berjaga-jaga. Reksadana pasar uang nilainya cenderung stabil dan sifatnya likuid sehingga memiliki kemiripan seperti memegang uang cash.

“Investor yang risk averse dapat menambah alokasi dana di reksadana pasar uang. Sementara investor yang risk taker dapat menjaga risikonya dengan menaruh sebagian di pasar uang dan sisanya dialokasikan di reksadana saham maupun pendapatan tetap, atau dengan memilih instrumen reksadana campuran,” tambah Jimmy.

 

Cek juga

Mantan Dirut CLM Diduga Jadi Korban Kriminalisasi Polisi, Pengamat: Kapolri Harus Respon Suara Publik!

JAKARTA – Penanganan kasus mantan Direktur Utama PT CLM Helmut Hermawan oleh Dirkrimsus Polda Sulsel …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *